Rabu, 26 Oktober 2016

Putus Sekolah, Penyebab & Solusinya



I.                Latar Belakang
            Pendidikan menurut UU No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar & terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat & bangsa. Prosesnya, dalam mendewasakan peserta didik, banyak sekali kasus-kasus yang terjadi di kalangan pelajar Indonesia baik itu kasus tentang masalah pendidiknya dalam hal ini guru maupun kasus yang dialami oleh siswanya itu sendiri. Salah satunya kasus dalam dunia pendidikan adalah tentang masalah putus sekolah yang seharusnya menjadi perhatian serius oleh pemerintah. Dibawah ini adalah data dari putus sekolah di Indonesia dari tahun 2011-2015.



Tabel Sumber: Kemdikbud.go.id


     Dijelaskan menurut data di atas bahwa tingkat putus sekolah di Indonesia mengalami Fluktuasi. Artinya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan maupun penurunan, sampai terakhir pada tahun 2014/2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencatat ada sekitar total 416.410 siswa dari tingkat SD sampai SMA yang siswanya sudah tidak bisa sekolah lagi atau putus sekolah/ Drop Out (DO). Hanya kurang 5% saja dari total kurang lebih 30 juta siswa pelajar di Indonesia. Walaupun sampai tahun 2014/2015 mengalami penurunan tingkat putus sekolah, masalah ini harus diatasi dan menjadi perhatian utama dalam hal ini pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan. Tidak hanya di daerah yang pelosok atau terpencil saja yang harus diperhatikan oleh pemerintah, namun juga di daerah-daerah kota tapi minim akses untuk ke sekolah.
            Seperti contoh  masalah putus sekolah yang yang dialami oleh Masriyah (16) terjadi di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dia sekarang tidak sekolah lagi dan sudah bekerja sebagai asisten rumah tangga di Ciputat, Tangerang selatan, Banten. Dia beralasan sudah tidak bersekolah karena siswa sibuk mengobrol atau bermain hape (ponsel), enggak ada yang belajar serius, kegiatan ekstrakulikuler juga enggak ada, di sekolah Cuma nongkrong, jadi mendiang saya kerja


II.              Pembahasan
   A.    Dalam kasus putus sekolah, ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa putus sekolah. Dan saya membagi menjadi faktor internal dan eksternal siswa mengalami putus sekolah:
   1)     Faktor internal
a)      Desakan ekonomi
Jelas faktor utama penyebab siswa putus sekolah adalah ketidakmampuan masyarakat  memenuhi biaya pendidikan. Tingkat kemiskinan yang masih tinggi di Indonesia mempengaruhi siswa untuk bisa melanjutkan sekolah kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu memiliki kemungkinan putus sekolah yang lebih besar daripada yang mampu. Walaupun pemerintah sudah membuat pembebasan biaya sekolah, namun kebutuhan-kebutuhan sekolah yang begitu banyak seperti tas, sepatu, buku, seragam dan lainnya membuat keluarga sulit mencukupi kebutuhan anaknya yang mengakibatkan putus sekolah.
b)     Broken home
Faktor keluarga juga berpengaruh terhadap kelanjutan siswa tersebut untuk bersekolah. Jika sebuah keluarga mengalami perselisihan atau tidak harmonis dan akhirnya keluarga tersebut tidak utuh, kelak nantinya anak dalam hal ini siswa terabaikan bagaimana nasibnya dalam pembiayaan biaya sekolah. Masalah broken home ini bisa berdampak kepada mental maupun psikis siswanya.
c)      Sudah bekerja
Faktor ini seperti yang dialami dari permasalahan di atas, jika seseorang sudah bekerja dan bisa mendapatkan uang untuk kebutuhan hidupnya, mengapa harus membayar bersekolah. Kebanyakan pola pikir seperti ini yang mempengaruhi anak untuk tidak bersekolah dan akhirnya untuk memutuskan tidak bersekolah lagi.
d)     Latar belakang pendidikan orang tua
Tingkat pendidikan orang tua juga berpengaruhi terhadap anaknya juga. Jika kedua orang tuanya berlatar belakang pendidikan paling tidak sarjana, pasti anak-anaknya kelak paling tidak juga bersekolah sampai sarjana, tapi apabila kedua orang tuanya hanya lulusan SD, SMP atau SMA mungkin anaknya akan susah melanjutkan sekolah atau bahkan bisa putus sekolah karena sulit terpenuhinya kebutuhan hidup keluarganya.
e)      Malas atau kurang minat bersekolah
Selain faktor-faktor penyebab putus sekolah di atas, faktor malas atau kurang minat bersekolah biasanya memang dialami oleh anak yang mempunyai pikiran yang pendek, artinya mereka hanya memikirkan dirinya hanya untuk saat ini, tidak memikirkan ke masa depan. Mungkin hanya terjadi pada beberapa anak saja, tapi malas atau kurang minat bersekolah juga bisa menyebabkan putus sekolah.
    2)     Faktor Eksternal
a)      Geografis
Dalam beberapa kasus putus sekolah, faktor geografis adalah faktor yang paling banyak terjadi Indonesia. Daerah yang terpelosok, terpencil maupun daerah pedalaman yang hanya ada sedikit sekolah bisa menyebabkan anak putus sekolah.
b)     Keadaan sekolah
Keadaan sekolah dalam hal ini adalah sarana dan prasana apakah memadai atau tidak di sekolah tersebut. Fasilitas apa yang ada di sekolah tersebut. Apakah atapnya bocor jika hujan, bangunannya kuat jika ada angin dan keadaan sekolah secara umum apakah sekolah bisa berlanjut dari tahun ke tahun. Jika keadaan sekolahnya kurang memadai ini berdampak langsung terhadap siswanya untuk tetap terus bersekolah. Terutama untuk tingkat SD daerah Indonesia bagian timur yang masih kurang memadai keadaan sekolahnya. Mengapa tingkat SD paling banyak mengalami putus sekolah salah satunya adalah faktor keadaan sekolah.
c)      Pandangan masyarakat tentang pendidikan
Faktor eksternal yamg mempengaruhi putus sekolah adalah pandangan masyarakat tentang pendidikan. Anak bisa terpengaruhi oleh seseorang ataupun teman jika ada yang mengatakan bahwa pendidikan itu tidak penting. Dan belum menganggap bahwa pendidikan itu kebutuhan primer.
d)     Kondisi lingkungan tempat tinggal
Kondisi lingkungan tempat tinggal juga mempengaruhi putus sekolah, jika lingkungan tempat tinggalnya berpendidikan rendah, bisa mempengaruhi anak untuk ikut berpendidikan rendah juga, yang nantinya bisa menyebabkan putus sekolah. Dan orang yang berpendidikan rendah identik dengan tindakan kriminal.

   B.     Cara mengatasi putus sekolah Di Indonesia
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi putus sekolah, antara lain:
a)      Menaikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Dan Alokasi Khusus bagi sekolah.
Sebenarnya pemerintah sudah menganggarkan disektor pendidikan, mulai dari tahun 2010 saja 225 Triliun, dan tahun 2011 meningkat menjadi 249 triliun. Begitu juga tahun 2012 naik menjadi 286 triliun dan tiap tahunnya terus mengalami peningkatan sampai sekarang. Tapi pertanyaannya apakah dana yang dianggarkan untuk sekolah-sekolah sudah sampai langsung yang dituju atau apakah anggaran yang dialokasikan sudah merata baik itu di jawa maupun di luar jawa yang daerahnya terpencil. Ini berguna untuk mencukupi kebutuhan biaya operasional maupun biaya sekolah siswa.
b)     Diadakannya Progam Guru Garis Depan.
Progam Guru Garis Depan ini dilakukan untuk membantu anak-anak yang berada di daerah terpencil dan terpelosok agar mereka tetap bisa bersekolah. Kebanyakan putus sekolah di Indonesia terjadi daerah-daerah pelosok seperti yang dialami dari permasalahan diatas. Pemerintah sudah mengadakan progam ini dan berharap progam ini semakin hari semakin banyak guru atau calon guru yang mau ditempatkan di daerah tertinggal agar tidak banyak siswa putus sekolah.
c)      Memperbaiki atau menambah sarana dan prasarana yang kurang memadai.
Sarana dan prasarana adalah faktor penting dalam dunia pendidikan. Karena faktor ini adalah faktor penunjang  baik guru maupun siswa dalam belajar mengajar. Jika ada sarana & prasarana yang rusak ataupun tidak layak segera diperbaiki atau membeli untuk inventaris sekolah. Menambah sarana & prasarana juga bisa mengatasi solusi putus sekolah karena apabila sarana & prasarana lengkap siswa akan suka dan betah untuk bersekolah.
d)     Pendekatan sekolah satu atap.
Pendekatan sekolah satu atap di sini diartikan bahwa kegiatan sekolah satu atap ini bisa dilakukan di daerah terpencil dan terpelosok yang memiliki jumlah siswa dan guru yang terbatas. Guru bisa mengajar berbagai mata pelajaran yang tidak hanya berfokus pada satu mata pelajaran seperti yang ada daerah-daerah yang sudah maju. Selain guru yang terbatas, siswanyapun bisa gabungan yang terdiri dari berbagai kelas yang dijadikan, satu karena juga masalah jumlah siswa yang sedikit yang berbda-beda umurnya. Solusi ini  mungkin bisa diterapkan di daerah tertinggal yang minim sekolah.
 
III.            Penutup

A.    Kesimpulan
Pendidikan sangat penting dan berpengaruh terhadap peluang bekerja, posisi di bidang kerja, tingkat salary dan fasilitas yang dapat dinikmati, menentukan pula terhadap perilaku individu dalam rumah tangga, tanggung jawab sosial di lingkungan masyarakat, dan juga mempengaruhi individu di bidang  sosial dalam pergaulan masyarakat.
B.     Saran
Pemerintah harus bisa memperhatikan masalah tentang putus sekolah di Indonesia karena kehidupan bangsa ada pada generasi muda sekarang ini.


Jumat, 14 Oktober 2016



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
          Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
               Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang       berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum   misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen          kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu    negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada         dinegara tersebut.
               Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam           forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan            pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian         yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan         di antara mereka.
                          Sedangkan menurut para ahli, pengertian sistem diartikan sebagai berikut:
a)      Menurut Murdick, R.G, (1991 : 27). Suatu sistem adalah seperangkat elemen      yang          membentuk kumpulan atau procedure-prosedure/bagan-bagan pengolahan yang          mencari suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data dan/atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi dan/atau energi dan/atau barang.
b)  Menurut Jogianto (2005: 2) mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan           dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. sistem ini           menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi. yang           terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.
c) Menurut Prajudio Atmosudirdjo (1979) menyebutkan bahwa sistem adalah setiap sesuatu yang terdiri dari obyek- obyek, atau unsur- unsur atau komponen- komponen yang bertata kaitan dan bertata hubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan suatu kesatuan pemprosesan atau pengolahan yang tertentu. 
         
          Sistem (system) dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur- prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Contoh dari pendekatan prosedur adalah sistem akuntansi. Sedangkan dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh dari pendekatan komponen adalah sistem komputer.
            Suatu sistem sebenarnya terdiri dari dua bagian, yaitu struktur dan proses. Struktur adalah komponer dari sistem tersebut. Sedangkan proses adalah prosedurnya. Kedua pendekatan tersebut hanya mengambil satu aspek dari sistem saja untuk menjelaskannya dari sudut pandang aspek tersebut.   
           
            Jadi Secara umum, mengacu pada beberapa definisi diatas sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari unsur-unsur atau elemen- elemen yang berinteraksi, berkaitan dan saling mempengaruhi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai satu kesatuan. Sebagai contoh, dalam sistem komputer terdapat software (perangkat lunak), hardware (perangkat keras), dan brainware (sumber daya manusia).


B.   Tujuan
1)      Tujuan Operasional
Untuk memperoleh gambaran mengenai sistem dalam organisasi dari mata kuliah Analisis Sistem dan Prosedur Kerja.
2)      Tujuan Fungsional
Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang Analisis Sistem dan Prosedur Kerja.
3)      Tujuan individual
Memenuhi Tugas dari mata kuliah Analisis Sistem dan Prosedur kerja dan untuk melatih kemampuan menulis karya ilmiah.

C.   Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup dalam pembahasan makalah ini sebagai berikut :
1)      Peta Konsep Sistem
2)      Ciri-ciri Sistem
3)      Unsur-unsur sistem
4)      Klasifikasi sistem
5)      Jenis-jenis sistem
6)      Syarat sistem
7)      Manfaat sistem
8)      Tujuan sistem
9)      Elemen sistem
10)  Karakteristik sistem
11)  Pendekatan sistem
12)  Penerapan Sistem





BAB II
Pembahasan






  
1)      Peta Konsep Sistem
           
            Sistem adalah konsep sinergi yang saling berkaitan antar satu sama lain. Di dalam sistem terdapat beberapa bagian antara lain prosedur dan metode seperti pada gambar di bawah ini. Di dalam sistem, kegiatan bersama dari bagian yang terpisah tetapi saling berhubungan secara bersama-sama akan menghasilkan efek total yang lebih besar, lebih efektif dan tentunya juga lebih efisien daripada jumlah bagian  secara individu dan terpisah. Karena itulah sistem terkhus sistem organisasi mengutamakan pekerjaan-pekerjaan di dalam tim. Selain itu, cara pandang sistem mensyaratkan suatu pelaksanaan pekerjaan secara integratif   baik itu sistem, prosedur maupun metode.



                                                                                                    

































 

    2)Ciri-ciri Sistem          
Ciri-ciri  menurut beberapa ahli dapat dikemukakan sebagai berikut:
A.      Ciri-ciri Sistem Menurut M. Awad, sebagai berikut :
a.       Sistem itu bersifat terbuka
Suatu sistem dapat dikatakan terbuka jika berinteraksi dengan lingkungannya. Sebaliknya, dikatakan tertutup jika mengisolasikan diri dari pengaruh apapun
b.      Sistem terdiri dari dua atau lebih subsistem dan setiap sub sistem terdiri lagi dari subsistem lebih kecil dan begitu seterusnya.
c.       Sub sistem itu saling bergantung satu sama lain dan saling memerlukan.
d.      Sistem mempunyai kemampuan untuk mengatur diri sendiri (self          regulation).
e.       Sistem memiliki tujuan dan saran.
B.      Menurut William A. Shrode serta Dan Voich, menjelaskan tentang pokok dari ciri-ciri sistem, sebagai berikut :
a.       Sistem mempunyai tujuan sehingga perilaku kegiatannya mengarah pada tujuan tersebut (purposive behavoiur);
b.      Sistem merupakan suatu keseluruhan yang bulat dan utuh (Wholisme);
c.       Sistem memiliki sifat terbuka;
d.      Sistem melakukan kegiatan transformasi;
e.       Sistem saling berkaitan.
f.       Dalam sistem ada semacam (mempunyai) mekanisme kontrol.
C.      Ciri-ciri Sistem Menurut Tatang M Amirin, sebagai berikut :
a.       Setiap sistem mempunyai tujuan;
b.       Setiap sistem mempunyai batas yang memisahkannya dari lingkungannya;
c.        Walau sistem mempunyai batas tetapi bersifat terbuka;
d.       Sistem terdiri dari beberapa sub sistem atau unsur;
e.        Sistem mempunyai sifat holistik (utuh menyeluruh);
f.        Saling berhubungan dan saling bergantung baik intern atau ekstern;
g.       Sistem melakukan proses transformasi;
h.      Sistem memiliki mekanisme kontrol dengan pemanfaatan umpan balik;
i.         Memiliki kemampuan untuk mengatur diri sendiri dan menyesuaikan diri.

3)      Unsur-unsur Sistem
Tiga unsur pokok dalam berpikir sistem antara lain sebagai berikut:
a.       Sains Sistem
Merupakan sebuah eksplorasi ilmiah tentang sistem dalam berbagai bidang ilmu.
b.      Sistem Teknologi
Merupakan problem yang muncul dalam teknlogi modern dan masyarakat di masa kini atau di era zaman sekarang.
c.       Filsafat Sistem
Merupakan re-orientasi pemikiran dan pandangan dunia ilmiah tentang paradigma baru.
4)       Klasifikasi Sistem
            Sebagai bagian yang sangat penting dalam mendukung suatu organisasi. Ada beberapa klasifikasi sistem antara lain sebagai berikut:
a.       Sistem terbuka ( open system)
Sistem yang selalu berhubungan dengan lingkungan luarnya dan dipengaruhi oleh lingkungannya. Sehingga terjadi memberi dan menerima informasi dan materi-materi dari lingkungannya.
b.      Sistem tertutup (closed system)
Sistem yang tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungannya dan bekerja mengikuti pola yang tetap secara sebab akibat.
c.       Sistem alamiah (natural system) dan buatan (human made system)
Sistem yang terjadi karena proses alamiah dan tidak terpengaruh campur tangan manusia. Contohnya sistem tata surya dan sistem rotasi bumi.
Sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang terjadi melalui rancangan atau campur tangan manusia. Misalnya sistem transportasi, sistem komputer. Sedangkan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin disebut human machine system.
d.      Sistem sederhana (simple system) & sistem kompleks (sophisticated system)
Pembagian sistem ini didasakan pada tingkat kerumitannya. Contohnya sistem sederhana adalah sepeda, sistem komplek adalah otak manusia.
e.       Sistem tertentu (eterministic) dan sistem tak tentu (probabilistic)
Sistem tertentu (deterministic system) adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara cepat dan interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti. Misalnya sistem komputer.
Sistem tak tentu (probabilistic system) adalah sistem yang tidak dapat diramal dengan tepat dan pasti karena mengandung unsur kemungkinan. Misalnya sistem arisan.
f.       Sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (phisical system)
Sistem abstrak adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep. Misalnya sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan sang pencipta (Tuhan).
Sistem fisik adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat. Misalnya sistem komputer, sistem sekolah, sistem akuntasi dan sistem transportasi.
5)      Jenis-jenis
Ada beberapa jenis sistem menurut tingkatanny, antara lain sebagai berikut:
a.       Sistem pada tingkatan staff (perkantoran)
b.      Sistem pada tingkatan operasional
c.       Sistem pada tingkatan manajemen
d.      Sistem pada tingkatan strategis
6)      Syarat-syarat Sistem
Syarat sistem antara lain sebagai berikut:
a.       Adanya hubungan antara sistem, prosedur dan elemen yang saling berkaitan.
b.      Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan masalah.
c.       Harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
d.      Unsur dasar dari proses (arus transformasi, energi dan material) lebih penting daripada sistem.
e.       Tujuan organisasi mutlak lebih penting daripada tujuan sistem.
7)      Manfaat sistem
Manfaat penggunaan sistem antara lain sebagai berikut:
a.       Mencapai tujuan organisasi.
b.      Alat bantu organisasinya dalam menerapkan fungsi-fungsinya.
c.       Mengoptimalkan hasil penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien.
d.      Mempermudah, mengefektikan dan mengoptimalkan kinerja aktivitas dalam kantor.
e.       Sebagai alat pengendali biaya.
8)      Tujuan Sistem
            Setiap sistem pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tanpa tujuan sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda-beda.
            Berikut adalah tujuan sistem bagi organisasi:
a.       Memenuhi kebutuhan informasi semua pimpinan, staff atau manajer dalam pengambilan keputusan.
b.      Memungkinkan pengaksesan informasi yang sangat banyak di seluruh dunia dengan cepat dan murah dalam hal informasi.
c.       Meningkatkan efektivitas dan efisiensi orang-orang yang bekerja dalam kelompok pada suatu organisasi.
d.      Untuk mendukung kegiatan operasi sebuah organisasi.
e.       Menyajikan informasi dengan jelas yang menggugah pikiran manusia.
f.       Untuk mendukung fungsi kepengurusan manajemen.
9)      Elemen Sistem
Bagan 2 elemen sistem
 
            Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :



 a.       Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.
b.       Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).
c.    Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.
d.   Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
e.    Batas
Yang   disebut  batas  (boundary)   sistem  adalah  pemisah  antara  sistem  dan
daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.
f.    Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
g.   Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.
10) 
Bagan 3 Karakteristik Sistem
 
Karakteristik Sistem
           




            Karakteristik sistem adalah sistem yang mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan sistem, penghubung, masukan, keluaran, pengolah dan sasaran.
a.   Komponen
Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan sistem komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras, perangkat lunak dan manusia.
Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem. Misalkan bila perangkat keras adalah sistem yang memiliki  sub sistem  CPU,  perangkat I/O
dan memori, maka supra sistem perangkat keras adalah sistem komputer.
b.  Boundary (Batasan Sistem)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.
c.    Environment (lingkungan Luar Sistem)
Lingkungan dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. lingkungan luar yang mengutungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
d.   Interface (Penghubung Sistem)
Penghubung merupakan media perantara antar sub sistem. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Output dari satu sub sistem akan menjadi input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan sub sistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
e.    Input (Masukan)
Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa maintenance input dan sinyal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
f.    Output (Keluaran)
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.
g.  Proses (Pengolahan Sistem)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah  atau  sistem itu  sendiri
sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.
h.   Objective and Goal (Sasaran dan Tujuan Sistem)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
11)  Pendekatan Sistem
            Pendekatan sistem adalah serangkaian tahapan tahapan pemecahan masalah yang setiap langka di pahami dan menghasilkan sebuah solusi alternatif  untuk pertimbangkan dan solusi yang di pilih dapat di terapkan
Tahapan pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan sistem adalah:
1.      Usaha Persiapan
            a. Memandang perusahaan sebagai suatu sistem.
            b. Mengenal sistem lingkungan.
            c. Mengidentifikasi subsistem perusahaan.
2.      Usaha Definisi
            a. Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem.
            Tujuannya : Mengidentifikasi tingkat sistem tempat persoalan berada.
                                 Menganalisis bagian-bagian sistem dalam suatu urutan tertentu:
       a) Mengevaluasi standar.
       b) Membandingkan output dengan standar.
       c) Mengevaluasi manajemen.
       d) Mengevaluasi pemroses informasi.
       e) Mengevaluasi input dan sumber daya input.
       f) Mengevaluasi proses.
      g) Mengevaluasi sumber daya output.
3.      Usaha Pemecahan    
            a. Pertimbangan alternatif yang layak.
            b. Mengevaluasi berbagai solusi alternatif.
            c. Memilih solusi terbaik.
            d. Menerapkan solusi.
            e. Memastikan bahwa solusi tersebut efektif.






12)  Penerapan Sistem
            Menurut George M. Scott dalam bukunya Prinsip-prinsip Sistem Informasi Manajemen, penerapan sistem adalah proses pemasangan sistem yang baru dirancang, termasuk semua perlengkapan dan perangkat lunak yang dibeli. Dalam hal ini berarti penerapan bergantung pada keterampilan teknis.
            Setelah desain sistem informasi dibuat, Robert G. Murdick mengungkapkan bahwa ada empat metode dasar yang dapat digunakan untuk penerapan sistem informasi tersebut, meliputi:
1.Pasang sebuah sistem dalam suatu operasi atau organisasi yang baru dibentuk.
2.Hentikan pemakaian sistem lama , dan pasang sistem baru.
3.Alihkan atau pindahkan operasinya secara bertahap
4.Jalankan sistem baru dan sistem lama secara parallel dan lakukan pengalihan secara     bertahap. (Robert/Joel/James, 1993:322).

Fase Penerapan
Penerapan sistem merupakan kegiatan yang berstruktur. Kegiatan-kegiatan pada fase penerapan adalah:
1.Pendidikan dan Pelatihan personil
2.Pemrograman
3.Penyiapan lokasi
4.Pemasangan dan Pemeriksaan instalasi peralatan dan software yang dibeli
5.Konversi file
6.Penggunaan sistem baru
7.Pemeriksaan akhir dan serah-terima
8.Dokumentasi (Scott, 2004:558)









BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Sistem ialah kumpulan dari unsur-unsur atau elemen- elemen yang berinteraksi, berkaitan dan saling mempengaruhi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai satu kesatuan. Sebagai contoh, dalam sistem komputer terdapat software (perangkat lunak), hardware (perangkat keras), dan brainware (sumber daya manusia). Ciri sistem antara lain: (1) mempunyai tujuan, (2) bersifat terbuka, (3) saling berkaitan, (4) adanya transformasi, (5) biasanya memiliki mekanisme kontrol.
            Syarat sistem antara lain adalah: (1)Adanya hubungan antara sistem, prosedur dan elemen yang saling berkaitan, (2)Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan masalah, (3)Harus mempunyai rencana yang ditetapkan.(4)Unsur dasar dari proses (arus transformasi, energi dan material) lebih penting daripada sistem.(5)Tujuan organisasi mutlak lebih penting daripada tujuan sistem.
            Elemen-elemen yang dimiliki sistem antara lain yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik dan lingkungan serta karakteristik sistem mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan sistem, penghubung, masukan, keluaran, pengolah dan sasaran.
B.     Saran
      Dengan terselesainya makalah sederhana tentang sistem ini, penulis mendapatkan gambaran mengenai sistem dalam organisasi. Dengan tersusunnya makalah ini, saran saya adalah instansi, lembaga maupun organisasi baik itu formal maupun non formal hendaknya memakai dan menggunakan sistem untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan danketika kita berada dalam sebuah organisasi, instansi maupun lembaga, kita bisa memanfaatkan sistem yang ada untuk mencari informasi dalam aktivitas organisasi, instansi maupun lembaga. Dengan memanfaatkan sistem di dalam organisasi, kita lebih terbantu dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.





Daftar Pustaka

Mulyanto, Agus. (2009). Sistem Informasi, Konsep & Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka    Belajar
Jogiyanto. (2005). Sistem Teknologi Informasi. Jakarta: Andi

Sumber Lain:

(sumber: http:/id.wikipedia.org/wiki/Sistem tanggal akses 18 Mei 2013)
sumber: ttp://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian–sistem–menurut para ahli .html tanggal akses 20 Juni 2013)
(sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem tanggal akses 20 Juni 2013)